Kamis, 14 Maret 2013

Permainan tradisional kita yang hampir 'punah' (bag 1)


1. Lompat Karet


Permainan ini yang dilakukan oleh anak-anak kecil ini menjadi pemandangan lumrah yang hampir setiap hari dapat kita nikmati,dulu. Permainan yang menggunakan tali yang dibentuk dari rangkaian ikatan karet gelang ini sudah hampir tidak pernah terlihat lagi sekarang. Permainan yang dimainkan minimal 3 anak ini sangat Sederhana tapi bermanfaat, bisa dijadikan sarana bermain sekaligus olahraga. 

Sebenarnya permainan lompat tali karet sudah bisa dimainkan semenjak anak usia TK ( sekitar 4 – 5 tahun ) karena motorik kasar mereka telah siap, apalagi bermain lompat tali dapat menjawab keingintahuan mereka akan rasanya melompat. Tapi umumnya permainan ini memang baru populer di usia sekolah ( sekitar 6 tahun ). Jenis permainan lompat tali terbagi menjadi dua : Lompat kaki yang bersifat santai dan yang bersifat sport / olahraga. Lompat tali yang santai biasanya dimainkan oleh anak perempuan sedangkan yang sport / olahraga dimainkan oleh anak laki – laki. Dengan kata lain, permainan lompat tali tersebut bisa dimainkan oleh laki – laki maupun perempuan tanpa memandang gender.

2. Galah Asin, Galasin, atau Gobak Sodor




Kalau di Makassar, permainan ini disebut main asing. Seorang pemain bertindak sebagai peluncur (kapten). Permainan ini seru dan sekaligus melatih ketangkasan, strategi, kecepatan, dan kecerdikan. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. 



3. Gatrik


Permainan dilakukan dalam 2 kelompok, satu sebagai pemukul dan lainnya sebagai penangkap. Yang diperlukan dalam permainan ini adalah 2 buah stik dengan ukuran yang berbeda dan sebuah lubang kecil di atas tanah. Stik pertama sebagai pemukul dan penghitung poin panjangnya sekitar ± 30-40 cm (bisa disesuaikan) dan stik kedua sebagai objek yang dilontarkan (bisa sebagai penghitung poin apabila terjadi pukulan ganda) memiliki panjang sekitar ± 10 cm dengan masing-masing diameter sekitar 1 cm. Seingat saya, kami dulu membuat stik dari ranting Jambu atau mangga.

Inti dari permainan ini adalah kecepatan dalam mengumpulkan angka seratus sesuai kesepakatan kedua kelompok dan dihitung dari jarak antara stik kedua dengan lubang dengan menggunakan stik pertama. Setiap jarak dari stik pertama dihitung sebagai 1 poin. Jika pemukul mampu melakukan pukulan ganda (memukul stik kecil 2 kali sebelum menyentuh tanah) maka poin dihitung menggunakan stik kecil. Bagi tim lawan yang berhasil menangkap stik kecil maka akan diberikan poin sebesar: 10 untuk tanggkapan 1 tangan dan 5 untuk tanggapan dengan 2 tangan. Pergantian pemukul dan penangkap terjadi apabila penangkap mampu menangkap stik kecil sebelum menyentuh tanah atau pemukul melakukan kesalahan. Pihak yang mendapatkan angka 100 dianggap sebagai pemenang. Sangat seru ! 

4. Main Engklek


Banyak nama dari Engklek’ , kalau Orang Makassar menyebutnya Dende’, orang Bau-bau menyebutnya Tende’ dan orang Majene menyebutnya Teba’. Sangat beragam.

Permainan yang menggunakan batu sebagai tanda kita. Dan papan permainannya berupa tanah lapang yang sudah diberikan garis-garis berbentuk kotak. Cara bermainnya kita melempar batu di kotak yang sudah disediakan. Kita pun loncat untuk mengambil batu yang sudah kita lemparkan. Namun, selama melompat kita tidak boleh menyentuh garis. Yang paling cepat menyelesaikan permainan ini yang akan menjadi pemenang. Seru kan? :)

5. Main Kelereng


Nah, kalau permainan ini adalah permainan anak laki-laki. Namun, terkadang juga diminati oleh anak-anak perempuan. Main kelereng, juga biasa disebut dengan main gundu. Suatu mainan yang bahannya terbuat dari gelas kaca. Ukurannya bermacam - macam, bundar seperti buah duku atau buah lengkeng.  Warna dan coraknya bermacam-macam. Yang paling banyak bercorak belimbing warna-warni. Kalau dikantongi disaku celana sambil kita berjalan atau lari-lari kecil bergerincing bunyinya mengiringi langkah kita. Bertambah banyak bertambah nyaring bunyinya yang menambah gaya dan bangga pemiliknya. 

Cara permainannya dengan menggambar segitiga sama kaki ditanah kemudian  masing-masing pemain meletakkan sebuah kelerengnya diatas gambaran segitiga tersebut. Buah pasangan namanya, buah kelereng yang dipertaruhkan.  Peserta, tergantung jumlah pemain.  Biasanya paling sedikit tiga pemain  dan paling banyak idealnya enam pemain. Kalau lebih dari itu dibuat dua kelompok. Permainan dimulai dengan cara masing-masing pemain  menggunakan sebuah kelereng sebagai gacoannya lalu melempar buah pasangan tersebut dari jarak dua atau tiga meter .Pemain secara bergantian melempar  sesuai urutan berdasarkan hasil undian dengan adu sut jari tangan  Pelemparan gaco dilakukan dengan membidik  dan melempar  keras dengan maksud mengenai buah pasangan atau agar hasil lemparan mendarat dilapangan permainan terjauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar